
suatu hari, hiduplah Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu
Purbamanah. Mereka memerintah sebuah kerajaan bernama Kerajaan
Kutatanggeuhan. Prabu Suwartalaya dan isterinya memerintah dengan
bijaksana. Rakyat Kutatanggeuhan hidup damai sejahtera.
Namun
ada satu hal yang mengganggu pikiran Sang Ratu. Sudah lama ia dan Sang
Prabu belum dikaruniai anak. Karena itu ratu sering terlihat sedih dan
menangis. Prabu pun menjadi ikut sedih. Lalu ia pergi ke hutan untuk
berdoa agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka
terkabul. Sang Ratu hamil! Seluruh rakyat bersukaria.
Sembilan
bulan kemudian lahirlah seorang putri yang cantik. Ia diberi nama
Gilang Rukmini. Prabu dan Ratu sangat menyayangi putri mereka. Mereka
selalu memberikan apapun yang diminta Gilang. Namun ternyata itu membuat
Sang Putri menjadi manja. Ia akan marah besar jika keinginannya tidak
terpenuhi. Meski begitu, orangtua dan seluruh rakyat Kutatanggeuhan
tetap menyayanginya.
Waktu terus berjalan, hingga Sang
Putri akan genap berusia 17 tahun. Para penduduk kerajaan
berbondong-bondong pergi ke istana membawakan hadiah untuk Gilang. Dari
antara aneka hadiah itu, Sang Prabu mengambil beberapa emas dan permata.
Ia membawanya kepada tukang perhiasan. “Tolong buatkan kalung yang
sangat indah untuk putriku,” Prabu meminta. “Dengan senang hati, Yang
Mulia,” jawab si tukang perhiasan.
Hari ulang tahun pun
tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Mereka menantikan
kehadiran Sang Putri yang sangat mereka cintai. Setelah Putri Gilang
tiba, Prabu bangkit dari kursinya. Ia bersiap memberikan sebuah kalung
cantik bertahtakan emas dan permata yang sudah dibuat. “Putriku, selamat
ulang tahun. Terimalah kalung ini sebagai persembahan dari orang-orang
kerajaan Kutatanggeuhan. Inilah bukti cinta kami padamu. Pakailah, Nak,”
kata Prabu pada anaknya.
Putri menerima kalung itu. Tapi
kemudian ia berkata dengan ketus, “Kalung ini jelek! Aku tak mau
memakainya!” Kemudian ia membuang kalung itu!
Semua orang
terkejut melihat emas dan permata kalung itu berserakkan di lantai.
Seketika suasana menjadi hening. Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu
Purbamanah. Ia sangat sedih dan malu melihat kelakuan putrinya. Satu
persatu orang-orang lain ikut menangis sedih. Akhirnya semua pun
meneteskan air mata. Mereka terus menerus menangis hingga air mata
mereka membanjiri istana. Akhirnya Kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan
terciptalah sebuah danau.
Danau itu sangat indah. Di hari
yang cerah danau itu memancarkan warna warni yang sungguh mengagumkan.
Orang mengatakan bahwa warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar
di dasar telaga.
***
dikutip dari Pampers Indonesia
tertarik ?? silahkan untuk menghubungi 089671454046.
Posting Komentar
CARA RESERVASI
Call. / SMS / WA / Line / WeChat
085.643.455.685
PIN BB 7A722B86
Rumah Pemasaran : Banyakan II RT 02/39 Sitimulyo Piyungan Bantul Yogyakarta 55792 'Rumah Kediaman'
Disarankan untuk reservasi menggunakan SMS / WA / Line / BB / WeChat mengingat kami sering mobile keluar kantor. Sampaikan penawaran yang diinginkan kemudian akan kami berikan penawaran dari kami.